50 Pesan Kemanusiaan JK

Front Cover
PT. Rayyana Komunikasindo, Jun 11, 2014 - Biography & Autobiography - 45000 pages

Tak ada kata pensiun bagi seorang M. Jusuf Kalla (JK). Meski sudah tidak lagi menjabat sebagai Wakil Presiden Republik Indonesia dan usianya memasuki 72 tahun, Pak JK, demikian beliau akrab disapa, tetap sibuk. Bahkan makin sibuk. Istilah “makin sibuk” sebenarnya lebih pantas disematkan kepada beliau sekarang karena tak ada lagi hambatan protokoler yang menghalangi keinginannya. Untunglah, minat terbesarnya adalah bidang kemanusiaan sehingga tenaga, passion, perhatian, inisiatif, dan kepemimpinannya tercurahkan ke bidang ini.

Ketika dipercaya menjadi Ketua Umum Palang Merah Indonesia (PMI) untuk periode 2009-2014, Pak JK melakukan sesuatu yang berani. Di bawah kepemimpinannya, PMI tak sekadar lembaga pendonor darah seperti semula, tetapi diubah menjadi lembaga kemanusiaan. Metamorfosis lembaga ini dikagumi banyak pihak. Hal ini membawa konsekuensi terhadap ritme kerja Pak JK yang memang “tak mau diam”. Kesibukannya tak sekadar memimpin dari ruangan nyaman, tetapi juga terjun ke lapangan yang sering kali sulit dijangkau karena berada di pelosok, atau berada di wilayah bencana yang medannya sulit dan membahayakan dirinya. Namun, Pak JK tidak takut. Beliau tenang-tenang saja. Beliau sehat-sehat saja. Beliau juga seperti tak ada capeknya. Katanya, “rahasia” terbesarnya adalah karena bekerja dengan ikhlas. Ketika ikhlas menjadi selimut, tak ada rasa takut, juga tak ada rasa lelah. Ini poin yang pantas dijadikan bahan pembelajaran.

Banyak yang menjuluki Pak JK sebagai tokoh kemanusiaan nasional. Perannya di bidang kemanusiaan memang mencolok. Beliau selalu tampil paling depan di berbagai isu kemanusiaan. Tak hanya beretorika, beliau tak segan-segan turun ke lapangan di berbagai daerah bencana, menerobos barikade di tengah konflik, berbicara lantang di meja perundingan atau forum-forum. Ambisinya hanya satu: Memperjuangkan kemanusiaan dan perdamaian.

Sebagai tokoh, ucapannya banyak didengar dan dijadikan pegangan. Kata-katanya memang sering “menyengat”, blak-blakan, berani, tetapi jujur dan inspiratif. Juga memiliki kedalaman filosofis. Keberaniannya mengungkapkan fakta yang tanpa segan, jarang dilakukan tokoh lain. Di situlah kelebihan JK. Tokoh lain mungkin akan berpikir ulang, meski yang dikemukakannya sebuah fakta, jika ia harus bicara menohok di kandang pihak yang menentang. Akan tetapi, JK tidak. Keberaniannya membuat Pak JK bisa bicara apa adanya di depan kelompok yang mungkin akan menghujatnya. Namun, beliau selalu punya dasar yang mudah diraba bahwa dasarnya adalah kemanusiaan. Karena itu, alih-alih dibenci, beliau justru mendapatkan rasa hormat.

Buku ini merangkum hanya sedikit dari pesan-pesan kemanusiaan yang pernah dikemukakan JK. Farid Husain, penulis buku ini, seorang dokter yang telah hampir 50 tahun beraktivitas bersama JK menangkap pesan dan kemudian membaginya pada pembaca.

 

Selected pages

Contents

Section 1
3
Section 2
16
Section 3
20
Section 4
23
Section 5
22
Section 6
25
Section 7
26
Section 8
48
Section 9
82
Copyright

Common terms and phrases

About the author (2014)

Dr. Farid W. Husain, Sp.B, KBD


Tempat Tanggal Lahir          : Soppeng (Sulsel), 9 Maret 1950

Pendidikan                           :

-       Fak Kedokteran Univ Hasanuddin (Tamat Tahun 1978)

-       Fak Kedokteran Univ Hasanuddin (Dr. Sp.B/Sp I) (Tamat Tahun 1981)

-       Fak Kedokteran Univ Indonesia (Dr. Sp.BD/Sp II/Konsultan) (Tamat Tahun 1984)

-       Fak Kedokteran Free Universiteit Amesterdam – Belanda (Tahun 1985


Riwayat Pekerjaan    :

1.    Dosen Fakultas Kedokteran Univ Hasanuddin (1979-Sekarang).

2.    Deputi Menko Kesra Bidang Kesehatan, Lingkungan Hidup dan Sosial (2002-2005)

3.    Direktur Jenderal Bina Pelayanan Medik – Departemen Kesehatan RI (2005 –2010)

4.    Komisaris Utama PT ASKES (2008-2013)

5.    Utusan Khusus Presiden RI Untuk Damai Papua (2011 – 2014)

6.    Ketua Pengurus Pusat PMI (2014-sekarang)

7.    Komisaris Utama PT Kimia Farma (2015 - 2018)

8.    Komisaris Utama PT Bio Farma (Persero) (2018-Sekarang)


Penghargaan :

-    Bintang Jasa Utama dari Pemerintah RI atas jasanya dalam perdamaian di Indonesia. (Tahun 2010)

-    Gelar Pahlawan Masa Kini, bidang Perdamaian (Modernisiator Indonesia dan Majalah TEMPO - (Tahun 2008). 

-    Gelar Bungong Jaroe Perdamaian dari Pemerintah Aceh. (Tahun 2006)

-    Satya Lencana Wira Karya dari Presiden RI (Periode 10, 20 dan 30 Tahun Pengabdian)


Aktivitas Bidang Perdamaian: 

-    Utusan Khusus Pemerintah RI untuk Proses Perdamaian Thailand Selatan (2006-2008)

-    Fasilitator pada Proses Perdamaian antara Pemerintah Thailand dan Gerakan perlawanan Pattani di Thailand Selatan. (Bogor, 22 – 9 - 2008).

-    Penanggungjawab dan Mediator Delegasi RI pada Perjanjian Perdamaian dengan Gerakan Aceh Merdeka (GAM) di Helsinki – Finlandia. Tahun 2005.

-    Mediator dan Fasilitator Perdamaian Ambon (Malino II) 2002 – Sekaligus sebagai Ketua Tim Pemantau Nasional Pelaksanaan Deklarasi Malino II

Mediator dan Fasilitator Perdamaian Poso (Malino I) 2001 – Sekaligus sebagai Ketua Tim Pemantau Nasional Pelaksanaan Deklarasi Malino I

Bibliographic information