50 Pesan Kemanusiaan JKTak ada kata pensiun bagi seorang M. Jusuf Kalla (JK). Meski sudah tidak lagi menjabat sebagai Wakil Presiden Republik Indonesia dan usianya memasuki 72 tahun, Pak JK, demikian beliau akrab disapa, tetap sibuk. Bahkan makin sibuk. Istilah “makin sibuk” sebenarnya lebih pantas disematkan kepada beliau sekarang karena tak ada lagi hambatan protokoler yang menghalangi keinginannya. Untunglah, minat terbesarnya adalah bidang kemanusiaan sehingga tenaga, passion, perhatian, inisiatif, dan kepemimpinannya tercurahkan ke bidang ini. Ketika dipercaya menjadi Ketua Umum Palang Merah Indonesia (PMI) untuk periode 2009-2014, Pak JK melakukan sesuatu yang berani. Di bawah kepemimpinannya, PMI tak sekadar lembaga pendonor darah seperti semula, tetapi diubah menjadi lembaga kemanusiaan. Metamorfosis lembaga ini dikagumi banyak pihak. Hal ini membawa konsekuensi terhadap ritme kerja Pak JK yang memang “tak mau diam”. Kesibukannya tak sekadar memimpin dari ruangan nyaman, tetapi juga terjun ke lapangan yang sering kali sulit dijangkau karena berada di pelosok, atau berada di wilayah bencana yang medannya sulit dan membahayakan dirinya. Namun, Pak JK tidak takut. Beliau tenang-tenang saja. Beliau sehat-sehat saja. Beliau juga seperti tak ada capeknya. Katanya, “rahasia” terbesarnya adalah karena bekerja dengan ikhlas. Ketika ikhlas menjadi selimut, tak ada rasa takut, juga tak ada rasa lelah. Ini poin yang pantas dijadikan bahan pembelajaran. Banyak yang menjuluki Pak JK sebagai tokoh kemanusiaan nasional. Perannya di bidang kemanusiaan memang mencolok. Beliau selalu tampil paling depan di berbagai isu kemanusiaan. Tak hanya beretorika, beliau tak segan-segan turun ke lapangan di berbagai daerah bencana, menerobos barikade di tengah konflik, berbicara lantang di meja perundingan atau forum-forum. Ambisinya hanya satu: Memperjuangkan kemanusiaan dan perdamaian. Sebagai tokoh, ucapannya banyak didengar dan dijadikan pegangan. Kata-katanya memang sering “menyengat”, blak-blakan, berani, tetapi jujur dan inspiratif. Juga memiliki kedalaman filosofis. Keberaniannya mengungkapkan fakta yang tanpa segan, jarang dilakukan tokoh lain. Di situlah kelebihan JK. Tokoh lain mungkin akan berpikir ulang, meski yang dikemukakannya sebuah fakta, jika ia harus bicara menohok di kandang pihak yang menentang. Akan tetapi, JK tidak. Keberaniannya membuat Pak JK bisa bicara apa adanya di depan kelompok yang mungkin akan menghujatnya. Namun, beliau selalu punya dasar yang mudah diraba bahwa dasarnya adalah kemanusiaan. Karena itu, alih-alih dibenci, beliau justru mendapatkan rasa hormat. Buku ini merangkum hanya sedikit dari pesan-pesan kemanusiaan yang pernah dikemukakan JK. Farid Husain, penulis buku ini, seorang dokter yang telah hampir 50 tahun beraktivitas bersama JK menangkap pesan dan kemudian membaginya pada pembaca. |
Contents
Section 1 | 3 |
Section 2 | 16 |
Section 3 | 20 |
Section 4 | 23 |
Section 5 | 22 |
Section 6 | 25 |
Section 7 | 26 |
Section 8 | 48 |
Section 9 | 82 |